Laman

Minggu, 29 Desember 2013

Sosok Gus Dur di mata Kapolri Jenderal Sutarman


Sosok Gus Dur di mata Kapolri Jenderal Sutarman

Kresnapati - JAKARTA. Sejumlah orang penting hadir dalam kegiatan Haul Gus Dur ke-4 yang diselenggarakan di kediaman Presiden ke-4 RI (alm) Abdurrahman Wahid di Ciganjur, Jakarta, Sabtu (28/12/2013). Salah satu tamu penting tersebut yakni Kapolri Jenderal Pol Sutarman.

Sutarman merupakan ajudan Gus Dur ketika masih menjabat sebagai presiden dahulu. Orang nomor satu di korps Bhayangkara ini mengaku mendapatkan banyak pelajaran selama menjadi ajudannya. Salah satu hal yang tak dapat dilupakan Sutarman adalah acapkali Gus Dur mengawali pidatonya. Sutarman mengatakan, Gus Dur tak pernah mengucapkan kalimat 'mari kita panjatkan puji dan syukur'.

Ia pun menanyakan hal ini kepada Gus Dur. "Pak Tarman, Puji dan Syukur itu sudah bisa manjat sendiri. Jadi enggak perlu dipanjatin," kata Sutarman menirukan jawaban Gus Dur saat itu.

Perkataan Sutarman kemudian disambut gelak tawa oleh para Gusdurian, sebutan bagi pendukung Gus Dur. Sutarman mengatakan, hingga saat ini akhirnya ia tak pernah menggunakan kalimat tersebut untuk mengawali pidato.

Selain itu, ia menambahkan, Gus Dur pernah berkata bahwa ia kelak akan menjadi Kapolda Metro Jaya dan kemudian menjadi Kapolri. Sutarman mengaku, ia tak pernah bermimpi untuk dapat menduduki jabatan tersebut. Namun pada akhirnya, hal itu menjadi kenyataan.

Lima tahun setelah Gus Dur lengser, Sutarman diangkat menjadi Kapolda Kepulauan Riau. Jabatan tersebut ia duduki selama tiga tahun lamanya. Setelah itu, karir Sutarman terus meningkat. Pada tahun 2008, ia diangkat menjadi Kaselapa Lemdiklat Polri. Seterusnya, ia kembali diangkat menjadi Kapolda Jawa Barat, Kapolda Metro Jaya, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, dan akhirnya pada 2013 dilantik menjadi Kapolri.

“Sayang, sampai Gus Dur meninggal dunia, ia tidak pernah menyebutkan saya akan menjadi presiden,” selorohnya yang kembali disambut gelak tawa para tamu.

Selain Sutarman, sejumlah tamu penting juga turut menghadiri kegiatan tersebut, di antaranya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Wakil Dubes AS untuk Indonesia Kristen Bauer, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj. Ada pula juga Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama, tokoh agama Frans Magnis Suseno, dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.(sumber kontan.co.id)

Di 2014, angka kecelakaan nasional harus ditekan


 Di 2014, angka kecelakaan nasional harus ditekan

KRESNAPATI - JAKARTA. Tahun depan pemerintah perlu mewaspadai dalam menangani transportasi baik darat, laut dan udara, meski menurut Wakil Ketua Komisi V DPR Michael Wattimena sepanjang tahun 2013 ini ada penurunan jumlah korban kecelakaan.

Ia mencatat 30 persen angka kecelakaan turun dibanding tahun 2012. Sebanyak 5.233 kasus kecelakaan terjadi Tahun 2012 saat Operasi Ketupat di Gelar Polri diseluruh Indonesia. Tahun ini angka kecelakaan nasional terhitung 3.675 kasus.

”Penurunannya hingga mencapai 2 ribu kasus tahun ini jika dibanding tahun  2012,” kata Michael dalam pernyataannya, Minggu(29/12/2013).

Dalam catatan Michael ada beberapa kecelakaan yang menjadi perhatian publik pada tahun 2013, diantaranya tabrakan KRL dengan truk pengangkut bahan bakar minyak milik pertamina di jalur kereta api Bintoro, Jakarta Selatan yang menewaskan 10 orang jiwa.

Sebelumnya kecelakaan juga terjadi di Jalan Raya Sukabumi-Cianjur Jawa Barat. Sebuah truk kemasan dengan nomor polisi L 9763 UA, menabrak 10 sepeda motor dan angkutan kota (angkot) yang menewaskan 16 orang. Dan tidak begitu lama kecelakaan terjadi di Kampung Ciloto Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat 27 Februari 2013.

Kecelakaan Bus pariwisata Mustika Mega Utama menabrak dinding tebing, akibatnya,18 orang meninggal dunia dan belasan lainnya luka-luka.

Disusul di Simalungun Sumatera Utara, bus yang membawa para pelajar SMA masuk ke sungai pada 28 Februari 2013. Sementara di Tanjung Pinang Kepri, terjadi tabrakan beruntun yang melibatkan enam mobil dan satu sepeda motor pada hari yang sama.

Dan belakangan ini yang menjadi perhatian publik potret transportasi nasional yakni pemblokiran Bandara Tureleo oleh Bupati Ngada, Nusa Tenggara Timur.

Belum lagi kecelakaan yang dialami putra musisi Ahmad Dhani, Dul. Dul bersama rekannya Noval mengalami kecelakaan saat mengendarai mobil Mitsubishi Lancer di Tol Jagorawi KM8 arah selatan, Minggu (8/9/2013) sekitar pukul 01.45 WIB.

Kendaraan yang ditumpangi Dul Mobil Lancer B 80 SAL menabrak mobil Daihatsu Gran Max B 1349 TEN, dan Toyota Avanza B 1882 UZJ, akibatnya enam orang  tewas dan belasan orang mengalami luka-luka. Hal tersebut itu juga menjadi perhatian pihak kepolisian dan pro kontra masyarakat karena pengemudi masih dibawah umur.

Karena itu Ketua Departemen Perhubungan DPP Partai Demokrat ini meminta kepada pemerintah untuk tidak lengah dalam mengatasi transportasi nasional, sehingga tidak terjadi lagi kecelakaan.
Rentetan potret transportasi menjadi perhatian khusus dirinya. Dan kedepan politisi yang duduk di Komisi V dengan mitra kerjanya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perhubungan mendorong segera dilakukan evaluasi secara menyeluruh dari semua pemangku kepentingan untuk mengurangi kecelakaan yang terjadi sepanjang tahun 2013, melalui pembentukan FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN  sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 22 tahun 2009

"Kita harapkan pada tahun 2014 angka kecelakaan mulai berkurang, tentunya semua elemen harus menjaga dan berkerjasama, seperti kepada masyarakat sadar dan taat kepada peraturan, dan pemerintah harus segera mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan. Khususnya Kementerian Perhubungan harus segera menelaah penyebab terjadinya kecelakaan, seperti rambu-rambu, pendidikan bagi sopir dan lain-lain,"ujarnya.

"Sehingga kedepan tidak lagi terjadi kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa dan kerugian lainnya,"tambahnya.

Ia juga berharap kedepan adanya kewaspadaan dari dari jajaran Kementerian Perhubungan, Korlantas, Jasa Marga serta masyarakat akan mengurangi kecelakaan.

"Berdasarkan UU Nomor 22 tahun 2009 yang menjadi leader adalah Kepolisian, sementara Departemen Pekerjaan Umum dan departemen  Perhubungan sebagai pendukungnya. Dan bilamana kendaraan sudah dijalan raya itu sudah tanggung jawab kepolisian dari pencegaan dan penanggannya," katanya.

Menurut Michael 30 persen angka kecelakaan diakibatkan marka jalan. Ia juga meminta agar masyarakat mematuhi peraturan perundang-undangan dan dilaksanakan semestinya.

"Karena kecelakaan tidak hanya menimpa sopir, juga penumpang, serta masyarakat,"katanya.

Michael juga meminta agar Kementerian Perhubungan lebih gencar melakukan pengecekan terhadap kendaraan umum, baik kendaraannya maupun kedisplinan para sopir.

"Tentunya agar kejadian serupa tidak terulang," katanya (KONTAN.CO.ID)

Survei UI: Risma Potensial Saingi Jokowi di Pilpres 2014


 

kresnapati - Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo selalu menduduki posisi nomor wahid dalam beberapa survei elektabilitas dan popularitas capres 2014. Namun ada beberapa tokoh yang mampu menyaingi Jokowi. Tokoh yang dinilai paling potensial menyaingi Jokowi adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

"Kehadiran Jokowi menjadikan pola capres berubah dan kurang sehat, Jokowi harus dilawan dengan kandidat-kandidat lain. Di antara kedua belas lawan tanding Jokowi, Risma menduduki pesaing teratas," kata Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI, Hamdi Muluk dalam surveinya bertema "Siapa lawan tanding Jokowi" di Hotel Morissey, Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (29/12/2013).

Responden survei ini adalah 61 pakar yang terdiri dari akademisi, pengamat politik, tokoh pers, LSM, konsultan politik, politikus, profesional serta pemuda atau mahasiswa. Survei diadakan dengan Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Amaris, Jakarta Selatan pada 19 November 2013 lalu.

Metode statistik yang digunakan yaitu Delphi Methods, metode tersebut merupakan cara untuk mendapatkan informasi membuat keputusan, menentukan indikator, parameter, dan reliabel dengan mengeksplorasi ide. Dalam hal ini menggunakan penilaian dengan angka 1 yaitu paling rendah hingga tertinggi yaitu 10.

Para pakar menelorkan 21 nama, kemudian disaring menjadi 12 nama dengan kriteria berusia di bawah 55 tahun, memiliki integritas yang baik atau tidak terlibat kasus hukum, mampu menginspirasi, mempunyai prestasi, dan berasal dari kalangan birokrat, konglomerat, serta profesional. Survei juga mengabaikan unsur popularitas, elektabilitas dan pernyataan kesediaan calon untuk dicapreskan

Dalam kandidat lawan tanding Jokowi tidak hanya Risma yang berpeluang menandingi Jokowi. Dalam survei Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia itu ada 4 tokoh lain potensial menyaingi Jokowi yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Anies Baswedan, Chairul Tanjung serta Abraham Samad yang berada dalam 5 besar.

"Tri Rismaharini dan Ahok merajai kandidat lawan tanding Jokowi di Pilpres 2014, namun Risma masih di atasnya Ahok, Ahok itu masih kurang dalam stabilitas emosi. Chairul Tanjung menonjol dalam kemampuan leadership dan manajerial, Abraham Samad sangat kuat dalam moral integritasnya dan Anies Baswedan unggul dalam kemampuan politiknya," paparnya (sumber detik.com)